pp

pp
SELAMAT DATANG........!!!!! DI MEDIA INFORMASI PENYULUH PERTANIAN KECAMATAN WARUDOYONG JALAN BANTAR PANJANG KOMPLEK BBI SUKAKARYA - KOTA SUKABUMI //email : penyuluh12@gmail.com

Meracik Pesnab Sederhana


Tanaman Penghasil pestisida botani sebenarnya tidak selalu harus diekstraksikan dan diolah menjadi cairan atau serbuk yang diaplikasikan pada tanaman. Beberapa jenis tanaman yang biasa dikenal memiliki metabolit sekunder pengendali hama dapat ditanam bersamaan dengan tanaman utama dengan tujuan melindungi tanaman utama dari serangan hama. Kebiasaan petani di beberapa tempat menanam kubis berdekatan dengan tomat dan bawang daun dapat dijadikan teladan yang baik. Aroma yang ditimbulkan oleh tanaman tomat dan bawang daun akan mengacaukan indera serangga sewaktu mencari tanaman kubis, hasilnya tanaman kubis bisa terhindar dari serangan hama. 



Penanaman beberapa jenis kenikir (Tagetes erecta, T.minuta) 3-4 bulan sebelum menanam tanaman utama dapat menekan serangan nematoda hingga 90% pada berbagai tanamn pangan. Tagetes spp.merupakan tanamn sumber pestisida botani yang telah banyak diteliti kemampuhanya sebagai nematisida.  Tehnik bertani dengan cara menanam tanaman penghasil pestisida botani sebelum dan bersamaan dengan tanaman utama banyak dipakai dalam sistem pertanian organik.

Ekstraksi senyawa yang mengandung pestisida dari dalam tanaman biasanya menggunakan pelarut organik seperti etanol, metanol dll. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan pelarut organik sangat tinggi, terutama untuk mengekstrak minyak yang banyak terdapat di dalam biji. Sebagai alternatif bahan ini bisa dipakai bubuk detergen dengan konsentrasi  1 gram untuk tiap liter air untuk merendam bahan tanaman pestisida botani. Detergent dapat dipakai untuk mengekstrak biji mimba, biji sirsak, biji buah nona, ranting aglalia dan bahn-bahan lain dengan hasil yang cukup memuaskan (Prijono dan Triwidodo, 1994). 

Beberapa contoh ramuan pestisida botani yang telah dipublikasikan, dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa memerlukan peralatan dan metode yang rumit. Aturan dalam pemakaian pestisida botani seperti pemakaian dosis dan konsentrasi, memang tidak seketat aturan pemakaian pestisida sintetis. Kisaran pemakaian dosis dan konsentrasi pada pestisida botani bisa sangat lebar dan berbeda dari satu tempat ke tempat lain. kandungan senyawa metabolit sekunder tanaman bisa berbeda-beda tergantung lokasi penanamanya. Jumlah bahan, komposisi, dosis dan konsentrasi yang tercantum pada beberapa contoh ramuan pestisida botani berikut ini dapat dipakai sebgai acuan. Meskipun demikian, hasil percobaan di lapangan lebih menentukan komposisi bahan, jumlah bahan, dosis dan konsentrasi yang sesuai dengan kondisi setempat( Kardinan, 2000).

A. INSEKTISIDA DARI BEBERAPA JENIS TANAMAN
Ramuan ini terbuat dari daun mimba 8 kg, daun lengkuas 6 kg, dan daun serai 6 kg. Bahan-bahan ini dihaluskan kemudian diaduk dalam 20 liter air dan direndam selama 24 jam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan diencerkan dengan 60 liter air sambil dicampur dengan 20gram sabun colek atau detergen. Hasil yang terakhir ini dapat dipakai untuk mengendalikan banyak jenis serangga yang biasanya mengganggu tanman pangan untuk luasan 1 ha.

B. INSEKTISIDA DARI DAUN BABADOTAN
Daun Babadotan (Ageratum conyzoides) yang dianggap sebagai gulma ternyata bermanfaat sebagai insektisida botani, karena mengandung saponin, flavanoid, polifenol dan minyak atsiri. Insektisida botani ini dapat dibuat dengan cara menumbuk halus daun babadotan, kemudian merendam 10 gram bubuk babadotan dalam 100 ml pelarut metanol. Jika pelarut sulit diperoleh, maka dapat dipakai detergen dengan cara merendam 0,5 kg daun babadotan dalam 1 liter air ditambah 1gram detergen, campuran ini diendapkan selama satu malam. Cairan hasil ekstraksi  dicampur dengan air dengan konsentrasi 1% (10 ml cairan ekstraksi dicampur dengan 1liter air) cairan ini sudah cukup beracun untuk serangga. Tepung daun tanaman ini jika dicampur dengan tepung terigu mampu menghambat pertumbuhan serangga menjadi kepompong.

C. INSEKTISIDA DARI DAUN SIRSAK
Bahan ramuan ini terdiri dari 50-100 lembar daun sirsak yang ditumbuk halus kemudian dilarutkan dalam 5 liter air dicampur dengan 15 gram sabun colek, lantas diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan tersebut disaring dengan kain halus. Hasil penyaringan diencerkan dengan 50-75 liter air dan siap disemprotkan untuk mengendalikan hama Tripsyang menyerang cabai (Kardinan, 2000).

D. INSEKTISIDA  DARI MINYAK BIJI MIMBA
Biji mimba sebanyak 50 gram ditumbuk halus kemudian dilarutkan ke dalam 10 cc alkohol dan diaduk. Larutan ini selanjutnya diencerkan dengan 1 liter air lalu diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Ramuan ini dapat mengendalikan hama wereng coklat, Penggerek batang dan nematoda yang mengganggu tanaman semusim seperti padi. Hama akan mati setelah 2-3 hari setelah penyemprotan.

E. INSEKTISIDA DARI BAWANG PUTIH
Untuk membuat larutan pekat, umbi bawang putih ditumbuk halus, lalu direndam dengan minyak tanah dengan perbandingan 1 bagian bawang putih dalam 2 bagian minyak tanah. Campuran ini diendapkan selama 24 jam atau lebih, kemudian disaring dengan kain halus. Larutan pekat ini dapat disimpan lebih lama dalam botol tertutup. Jika ingin menyemprot campurkan 3 sendok teh minyak bawang ke dalam 1 liter tambahkan dengan 2 sendok teh sabun cair. Minyak bawang putih dapat berfungsi sebagai penolak kehadiran serangga(replen) yang efektif.

F. INSEKTISIDA BIJI MAHONI
Banyak petani yang telah memanfaatkan biji mahoni (Swietenia marchophylla) untuk mengusir walang sangit (Leptocorisa oratorius) pada tanaman padi (Prijono dan Triwidodo, 1994). Larutan hasil pemerasan biji mahoni dengan konsentrasi 3 % sangat efektif untuk mengendalikan kutu daun (Macrosiphoniella sanborni) pada tanaman krisan. Larutan ini dibuat dengan cara mencampurkan 3 gram biji mahoni dalam 100 ml air, kemudian dihaluskan dengan blender. Cairan ini kemudian disaring dan disemprotkan pada daun krisan yang terserang.

H. FUNGISIDA DAN BAKTERISIDA DARI DAUN TEMBAKAU
Limbah daun tembakau sebanyak 200 kg dihancurkan atau diiris menjadi serpihan kecil. Serpihan daun tembakau ini dibenamkan di daerah perakaran tanaman padi untuk areal 1 ha. Nikotin yang dikandung oleh limbah tembakau dapat diserap oleh tanaman untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh jamur dan bakteri.

I. FUNGISIDA DARI DAUN SIRIH
Air perasan 300 gram daun sirih dicampur dengan 1 liter air mampu mengendalikan jamurPhythophora palmivora penyebab penyakit busuk pangkal batang yang menyerang tanaman lada. Air perasan daun sirih disiramkan ke pangkal batang tanaman yang terserang jamur. Fungisida botani ini menghambat perkecambahan sporan dan menekan pertumbuhan jamur.

J. FUNGISIDA DARI  DAUN CENGKEH
Daun cengkih dapat dipakai untuk mengendalikan jamur Fusarium oxysporum pada tanaman panili. Serasah daun cengkih sebanyak 150-200 gram ditebarkan membentuk mulsa dibawah tajuk satu tanaman vanilli. Selain itu serbuk atau potongan kecil daun cengkih bisa juga ditebarkan atau dibenamkan di daerah perakaran dengan dosis 100-200 gram serbuk per tanaman.

Masih banyak lagi jenis tanaman yang dapat dipakai sebagai pestisida botani, hanya sayang dari puluhan jenis tanaman yang telah di pakai, diteliti dan dipublikasikan tentang kandungan kimia dan hasil studi kasus,  pemakaian di lapangan masih belum dikenal oleh masyarakat secara menyeluruh.