Dalam rangka meningkatkan hasil produksi
khusunya padi, biasanya para petani mengupayakan dengan meningkatkan biaya
produksi diantaranya peningkatan penggunaan benih, pupuk dan pestisida yang
akan memberikan peningkatan hasil walaupun hanya bersifat sementara. Salah satu
harapan sebagai solusi yang terebaik bagi para petani sekarang adalah dengan
peningkatan hasil produksi melalui pola pertanian berkelanjutan dengan metoda
(SRI) System of Rice Intensification. SRI merupakan salah satu pendekatan dalam
praktek budidaya padi yang menekankan pada manajemen pengelolaan tanah, tanaman
dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal yang berbasis pada
kegiatan pertanian yang ramah lingkungan.
Kelompoktani “Terlaksana” yang berdomisili di
Kelurahan Sukakarya Kecamatan Warudoyong merupakan salah satu kelompok
pengembang metoda SRI dan penerima Bantuan program pengembangan SRI dari Dinas
Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Sukabumi. Bapak Herry Suherman
selaku ketua kelompoktani “ Terlaksana “ yang bekerjasama dengan Penyuluh
Pertanian Kecamatan Warudoyong mengadakan pertemuan/pelatihan dengan materi “Metode SRI dan Memahami Pembelajaran Ekologi
Tanah “ yang bertempat di aula pertemuan kelompoktani “Terlaksana” dan di
ikuti oleh para anggota kelompoktani yang masih aktip. Dalam pertemuan tersebut
hadir pula pejabat Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan yang di
wakili olek Kasi Realintan yang menyambut baik akan kreatifitas dari kelompoktani
yang telah mampu dan mau melaksanakan kegiatan ini dengan dana swadaya, serta
diharapkan outputnya adalah pola
pertanian berkelanjutan dengan metode SRI ini dapat berkembang dikalangan para
masyarakat tani.
Dalam kegiatan ini hadir pula Koordinator
Penyuluh Pertanian Kecamatan Warudoyong yang menyampaikan bahwa dengan Metoda
SRI dan Pembelajaran Ekologi Tanah ini diharapkan dapat memberikan tambahan
produksi, sehingga dapat berkontribusi dalam program surplus beras nasional
pada tahun 2014. Pembelajaran ekologi tanah lebih memahami akan konsep tanah
sehat. Pembelajaran ekologi tanah juga dapat mengajak para petani berpikir dan
mampu melakukan uji-uji praktis terhadap sifat fisik tanah, sifat kimia, sifat
biologi, dengan demikian maka akan mempunyai pengalaman dan dasar dalam
menganalisis dalam mengambil keputusan pengelolaan lahanya.
Ketika para petani akan memupuk dengan pupuk organik
mereka mempunyai alasan kuat bahwa lahanya telah dilakukan uji Kemampuan
Mengingak Air (KMA), Aerasi dll. Ternyata lahan memerlukan bahan organik, dan
petani melakukan itu atas dasar paham akan fungsi bahan organik, proses
dekomposisi dengan demikian keputusan pengelolaanya akan tepat. Petani yang
belum memahami konsep tanah sehat pada awal tanam, ketika tanaman mereka daunya
kering, biasanya gelisah, panik dan ingin segera memberikan pupuk an organik,
hal ini akan berbeda dengan petani yang sudah memahami proses pembelajaran ekologi tanah mereka akan
tenang karena mereka paham bahwa pupuk organik mempunyai efek lambat akan
tetapi tanaman lama kelamaan akan hijau sampai panen.
Menyadari kedaaan ini maka penting kiranya
mengadakan pembelajaran ekologi tanah dan pemahaman SRI, sehingga terciptanya
wahana komunitas pembelajaran ekologi tanah dan SRI yang dapatdi gunakan sebagai
wadah perbincangan untuk tukar pengalaman dan pengembangan potensi diri bagi
kelompoktani dan petani.
MEMAHAMI EKOLOGI TANAH
UJI KEMAMPUAN MENGIKAT AIR
(KMA)
Tujuan :
1.
Memahami pentingnya kemampuan tanah dalam
menahan/mengikat dan meyerap air serta Nutrisi
2.
Memahamai pentingnya bahan organic dalam
memperbaiki sifat fisik tanah terutama dalam hal kemampuan menahan/mengikat dan
menyerap air dan Nutrisi
3. Mengetahui fungsi dari masing-masing tanah
(tekstur liat, tekstur pasir, serta bahan organic/humus) hubunganya dalam
menahan/menyerap air dan nutrisi
Alat
dan Bahan
Botol
air mineral, cutter, 3 jenis tanah (tanah sawah, tanah berpasir, dan tanah yang
mengandung bahan organic) air bening.